Abufahry's

University of Life

  • Beranda
  • Tentangku
  • Buku Tamu

Warga Main Hakim Sendiri Karena Hakim Sering Main- Main

Posted by Abufahry's on 9 April 2013
Posted in: Uncategorized. Tagged: Aparat, hukum, hukuman mati, Keadilan, Koruptor, Narkoba, preman. 6 Komentar

Main Hakim SendiriEntah sudah berapa sering lampu kuning menyala untuk mengingatkan keseriusan penegak hukum di republik yang indah ini. Kali ini datang dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebut 30,6 persen warga memilih main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan.

Angka itu memang tecermin pada “budaya” memukuli penjahat jalanan. Intinya, warga tak sabar dengan proses hukum, yang harus diakui, kerap berakhir menjengkelkan.

Hukum memang harus punya unsur membalas. Sanksi berupa nestapa balasan kepada orang yang membuat nestapa masyarakat harus diberi saluran secara beradab. Intinya polisi, jaksa, dan hakim sebagai penguasa sistem yudisial kriminal wajib memperhatikan rasa keadilan masyarakat ini. Keluhan sudah sering disampaikan, betapa sering vonis hakim mengecewakan akal sehat. Continue Reading

Ketika Ibu Cuci Muka Dengan Darah Nifas Putrinya (Kisah Nyata)

Posted by Abufahry's on 27 Desember 2012
Posted in: Hikmah, Keluarga, Kisah. Tagged: Ibu, kisah nyata, Mahasiswa, nasehat, Nikah, orangtua, Pacaran. 11 Komentar

ibuOleh Ahmed Azzimi pada 25 Desember 2012 pukul 11:38 ·

Sebuah kisah nyata yang membuat miris setiap pembaca dan pendengar dimana saja berada. Seorang wanita yang mulai tumbuh dewasa, akhirnya mendaftarkan diri menjadi seorang mahasiswa di salah satu kampus kota Malang. Sebagai orangtua, tentu saja berbahagia atas apa yang capai oleh putri tercintanya. Khususnya sang Ibu, selalu memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya.

Sang Ibu-pun memulai memberikan pesan-pesan moral kepada putrinya agar senantiasa menjaga diri. Kewajiban orangtua adalah selalu memberikan bekal materi, nasehat dan do’a. Salah satu pesan seorang Ibu kepada putri tercintanya adalah, jangan keluar malam, belajar sungguh-sungguh, jangan berpacaran. Karena yang demikian itu sama dengan menyakiti dan melukai hati kedua orangtua, serta melanggar ajaran Rosulullah SAW.Mendengar petuah sang Ibu, mahasiswi itu manggut-manggut, sebagai bukti bakti seorang anak kepada kedua orangtua. Orangtua memang memiliki hak penuh atas anak-anaknya. Wajar, jika kemudian seorang Ibu berpesan demikian kepada putrinya, serta anak-anaknya semua. Continue Reading

Kekasihku Pergi Saat Berjihad (Kisah Nyata Istri Pegawai Pajak)

Posted by Abufahry's on 5 November 2012
Posted in: Kisah. Tagged: arti syukur, Jihad, Kekasih, korupsi, Pajak, PNS. 10 Komentar

Saya temukan sosok ideal pegawai pajak pada mendiang suami saya. Hanya Allah pemilik kesempurnaan, dan Allah menciptakan sosok yang hampir sempurna bagi saya dan anak-anak. Ismail Najib nama lengkapnya. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana di pelosok Jambi. “Ayah,” kami biasa memanggilnya. Ibunya, mertua saya, memanggilnya Mael. Teman kantornya memanggilnya Najib –atau Pak Najib.

Abang pergi mendahului kami. Ia menitipkan tiga buah-hati kami.

Dafi Muhammad Faruq, putra, umur enam tahun, kini kelas satu SD. Adiknya, dua putri cantik kami, Kayyisah Zhillan Zhaliila, usia tiga tahun dan Mazaya Hasina Najib, tiga bulan. Ketika Abang mangkat pada 21 Februari 2011, si bungsu masih dalam kandungan empat bulan. Meski telah pergi, Abang mendidik saya menjadi orang kuat dan mandiri. Dengan kondisi long distance, saya memilih homebase di Kota Kembang demi pendidikan anak anak. Dengan bekal ilmu agama yang Almarhum berikan, sekarang saya menjadi tahu apa itu arti syukur, ikhlas, dan tawakal. Itulah yang membuat saya harus bangkit menyikapi keadaan ini. Continue Reading

Menciptakan Kehidupan yang Lebih Baik

Posted by Abufahry's on 4 November 2012
Posted in: Hikmah. Tagged: hukum, Kehidupan, ketenangan, nurani, pemberdayaan, politik. keadilan masyarakat. 8 Komentar

Akhir-akhir ini kita sering dikejutkan dengan berita-berita negatif seperti tewasnya beberapa pelajar akibat tawuran, bentrok antar kampung, issu traficking, dan kabar-kabar lain yang cukup menyedihkan. Semua peristiwa itu benar-benar mengusik nurani kita sebagai bangsa dan masyarakat yang beragama. Begitu rapuhkah kita sehingga kejadian-kejadian kecil di sekitar kita begitu mudahnya mendorong untuk melakukan anarkisme, penghalalan segala cara dan mengesampingkan norma dan nilai-nilai keadilan.

Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa itu banyak komentar yang berusaha untuk menganalisis dan mencoba untuk menemukan alternatif solusinya. Dari sekian banyak komentar dan analisis, menurut hemat saya yang paling tepat adalah kesimpulan bahwa ada kondisi ketidaktenangan pada jiwa sebagian besar masyarakat kita. Ada kerapuhan-kerapuhan, ada frustasi, ada ketidakpercayaan, dan juga ada ketidakberdayaan. Orang atau institusi yang seharusnya menjalankan peran-peran pelayanan, pengayoman, perlindungan, pemberdayaan belum dapat bekerja secara maksimal menjalankan fungsi dan perannya dengan baik. Dalam hal hukum tidak di dapatkan ketidak–adilan dan kepastian. Continue Reading

PON Terperosok di Lubang yang Sama

Posted by Abufahry's on 11 September 2012
Posted in: Uncategorized. Tagged: korupsi, pejabat, PON. 9 Komentar

Kekacauan yang berlanjut dalam PON di Riau merupakan gambaran gamblang betapa korupsi mengacaukan segalanya. Perayaan olahraga yang direncanakan jauh hari, setidaknya empat tahun lalu, tersaruk-saruk hingga hari H. Terkuaknya banyak “uang pelicin” yang bertaburan dalam proyek PON, ternyata tak membuat acara ini berjalan licin. Tapi malah terpeleset ke kubangan malu demi malu.

Bangsa ini memang kerap terjerumus ke lubang yang sama. Dua tahun lalu, menjelan SEA GAMES 2011 di Palembang, KPK juga menguak korupsi di wisma atlet. Banyak yang masuk penjara karenanya. Hingga kini kasus melebar kemana-mana.

Logikanya, pemberitaan yang sangat gencar akan menjadi pelajaran agar kasus serupa tak terulang. Eh, ternyata terulang lagi. Modusya mirip pula: Legislator minta pelicin agar proyek bisa jalan. Continue Reading

Kisah Nyata: Akhir hayat penggemar musik dan pencinta Al-Qur’an

Posted by Abufahry's on 13 Agustus 2012
Posted in: Kisah. Tagged: Kematian, Taubat. 7 Komentar

Arrahmah.com: Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.

Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”

Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.

Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing. Continue Reading

Beginilah mereka menghancurkan kita, lalu bagaimana sikap kita…?!

Posted by Abufahry's on 23 Juli 2012
Posted in: Hikmah. 8 Komentar

Arrahmah.com/Muslimahzone.com

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali. Continue Reading

Anak, Aset Peradaban Tak Tergantikan

Posted by Abufahry's on 14 Juli 2012
Posted in: Keluarga. 11 Komentar

“Zaman sekarang punya anak banyak itu berat. Lebih baik punya anak dua tapi berkualitas, dari pada punya anak empat atau enam tapi kita tidak mampu membiayai pendidikannya secara layak!” Ungkapan senada kerap kita dengar di tengah masyarakat. Sebuah indikasi bahwa umumnya masyarakat hanya berani berinvestasi dengan dua anak dari pada empat, lima, apalagi sepuluh anak! Kenapa?
Banyak Anak Merepotkan?

Saat ini, banyak pasangan keluarga muda di Indonesia memiliki pandangan bahwa punya anak itu cukup dua saja. Anak tiga saja sudah kebanyakan. Ada berbagai faktor mereka berpandangan demikian. Diantaranya karena merasa repot mengurusnya, berat membiayai hidupnya, takut tak bisa menyekolahkannya, khawatir tidak bisa mendidiknya, kesibukan ibu kerja, atau pertimbangan umur karena nikah telat. Continue Reading

Kepingan Yang Terlantar

Posted by Abufahry's on 3 Juli 2012
Posted in: Hikmah, Oase. Tagged: konsep diri. 8 Komentar

Sebagai seorang pemuda, proses pencarian jati diri ini tidak akan paripurna sebelum kita merasa puas dengan konsep diri yang kita miliki. Ibarat menyusun kepingan puzzle yang berserakan, kita masih enggan untuk berhenti ketika kepingan itu belum tersusun rapi dan sempurna. Sesulit apapun perkiraannya, kita tidak peduli. Keinginan untuk segera melihat wujud di balik kepinganpuzzle yang kini masih teracak tak berbentuk, bisa mengalahkan segalanya.

Pada suatu ketika, kita melirik puzzle kawan kita yang sudah separuh jadi. Kita pun terpesona melihat wujud setengah jadi itu. Pesona itulah yang kemudian mengalihkan pandangan kita. Perlahan perhatian pada puzzle yang kita susun mulai menurun. Kita menjadi lebih sibuk membantu dan memperhatikan teman kita dalam menyusun puzzlenya. Karena sudah setengah jadi, pasti wujud di balik puzzle itu akan lebih menarik untuk dilihat. Lagipula sebentar lagi puzzlenya juga jadi. Kita bisa segera menikmatinya secara utuh.

Walaupun sudah memiliki tekad yang kuat di awal, kita tetap berpotensi ikut terlena oleh kemampuan orang-orang di sekitar kita. Apa yang mereka miliki begitu memikat hati. Tanpa sadar, kita pun ingin menjadi seperti mereka. Continue Reading

Jangan Biarkan Imanmu Merapuh

Posted by Abufahry's on 3 Juli 2012
Posted in: Oase. Tagged: rapuh. Tinggalkan komentar

Saudaraku, suatu ketika dalam episode hidup ini, mungkin kita sampai pada momen yang membuat kita begitu terpuruk, sangat susah untuk bangkit. Sebuah kondisi di mana masalah mendera bertubi-tubi, tanpa jeda, tanpa ampun. Tak terlihat celah sedikitpun untuk membebaskan diri dari permasalahan-permasalahan itu.

Suatu ketika, mungkin, kita pernah mengalaminya. Dan pada saat itu, masalah-masalah yang mendera begitu berkuasa menghancurkan idealisme kita, menghancurkan harapan kita satu-satunya: asa. Kita sempurna terkena sindrom patah arang. Sebuah sindrom yang amat berbahaya bagi makhluk hidup bernama manusia.

Suatu ketika, mungkin ini nyata, banyak di antara kita mengalaminya. Kita sudah lelah, tak kuat lagi bertahan meski sejenak. Seolah kita tak pernah belajar untuk optimis, bahkan lupa sama sekali atau mulai menganggap bahwa optimisme sekadar hal basi yang sama sekali tidak ada gunanya. Kita hidup tapi tanpa asa, beraktivitas tapi tanpa ruh, menjadi semacam robot yang melakukan semuanya secara mekanik tanpa makna. Continue Reading

Navigasi pos

← Older Entries
  • Daftar Isi

    • Warga Main Hakim Sendiri Karena Hakim Sering Main- Main
    • Ketika Ibu Cuci Muka Dengan Darah Nifas Putrinya (Kisah Nyata)
    • Kekasihku Pergi Saat Berjihad (Kisah Nyata Istri Pegawai Pajak)
    • Menciptakan Kehidupan yang Lebih Baik
    • PON Terperosok di Lubang yang Sama
    • Kisah Nyata: Akhir hayat penggemar musik dan pencinta Al-Qur’an
    • Beginilah mereka menghancurkan kita, lalu bagaimana sikap kita…?!
    • Anak, Aset Peradaban Tak Tergantikan
    • Kepingan Yang Terlantar
    • Jangan Biarkan Imanmu Merapuh
    • Karena Senyummu Begitu Mempesona
    • Sebuah Hadiah, Cahaya Menyulam Cahaya
    • Mentari Ikhlas di Hatimu
    • Cinta Lelaki Mulia
    • Penipu-penipu Agama
    • Kata-kata Bijak yang Koplak ! 3(Final)
    • Kata-kata Bijak yang Koplak ! (2)
    • Kata-kata Bijak yang Koplak ! (1)
    • Kitab yang Menyebutkan Dirimu
    • Kebebasan dalam Islam
    • Surat dari Gaza untuk Umat Islam di Indonesia
    • Mommy, Tell Me About The True akhwat
    • Mommy, Tell Me About The True Ikhwan
    • Profesi Mulia Yang Ditinggalkan Wanita
    • Bunga Istimewa Hanya Untuk Yang Istimewa
    • Soal UNAS dari FIAZ.WORDPRESS.COM
    • Pilih Pacaran atau…..Ta’aruf?
    • Agar Dia Selalu Cinta
    • Merindukan Sosok Umar bin Abdul Aziz
    • Berpolitik itu Mulia
    • Teladan dari Gembala
    • Ketika Cinta Harus Memilih
    • Mudahkan Nikah Sederhanakan Mahar
    • Maka Nikmatilah, Karena Ini Pun Akan Berlalu
    • Tahukah Kita?
    • Surat kepada Setan
    • Budaya Malu
    • Akhlak Seorang Pemimpin
    • Ta’aruf, Nikah Tanpa Cinta?
    • Tak Jadi Mencuri, Dapatkan Isteri
    • Tuhan Maha Pengampun Lagi Maha Penerima Taubat
    • Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!”
    • Langkah Setan Menelanjangi Wanita
    • Sebuah Renungan
    • Dhana Widyatmika, Lelaki di Pintu Surga
    • Bunda, Rindu Ini Melangit Lagi!
    • Bu, Suaramu adalah Cinta
    • Bayangkanlah Bila Aku Tak Setia …
    • Untuk Kita Renungkan
    • Sinergi Peran Membentuk Keluarga Unggul
    • Indahnya Nasihat
    • Indahnya Kasih Sayang
    • Hakikat Cinta
    • Generasi Muda yang Abnormal
    • Keluarga Kunci Kesuksesan
    • Bila Hati Bercahaya
    • Ibu untuk Anak Kita
    • Pemimpin dan Kualitas Rakyat
    • Bila Cemas Mendatangi Hati
    • Menikmati Setiap Episode Hidup
    • Bila Rumah Tangga Cinta Dunia
    • Kasih Tanpa Batas
    • Mendidik dengan Kasih Sayang
    • Agar Bahtera Tetap Berlayar
  • Arsip

    • April 2013 (1)
    • Desember 2012 (1)
    • November 2012 (2)
    • September 2012 (1)
    • Agustus 2012 (1)
    • Juli 2012 (4)
    • Juni 2012 (3)
    • Mei 2012 (12)
    • April 2012 (9)
    • Maret 2012 (12)
    • Februari 2012 (16)
    • Januari 2012 (2)
  • Kategori

    • Hikmah (33)
    • Keluarga (11)
    • Kisah (10)
    • Managemen Qalbu (11)
    • Mudzakarah (2)
    • Oase (22)
    • Uncategorized (37)
  • April 2023
    S S R K J S M
     12
    3456789
    10111213141516
    17181920212223
    24252627282930
    « Apr    
  • Link Sahabat

    Abdurrahman Adi Blog
    Akhmad Muhaimin Azzet
    Akimlinovsisa’s Blog
    Auliyanusyura’s blog
    BAGAS RAMADHAN7
    Berita Unik
    Blog yunie
    bundadontworry's blog
    Cahyadi Takariawan
    Catatan Dahlan Iskan
    Catatan Kecil Rifay
    Diarie Ku
    Diary Kehidupan
    DeRie Bebagi..
    Draft Corner
    DUNIA TIFFA
    Hidausagi’s Blog
    Hijauku Bumiku
    Irfan Handi
    Jurnal Mas Bro
    Kami Dari Semua
    Langkah Catatanku
    NABIL IZZA ABDULLAH
    nurimzaidin’s Blog
    onesetia82
    Retno Ayu Widiyanti
    Rina As
    rianaadzkya
    Senyumku Dakwahku
    TerlamPau Site
    vheytha
    Yudha Qirana
  • Banner Sahabat

    berharap berbagi irfanhandi ”Kang
  • Meta

    • Daftar
    • Masuk
    • Feed entri
    • Feed Komentar
    • WordPress.com
  • Flickr Photos

    202303 Photohouse p66-67.jpgEarth’s Radiant AtmosphereIt is April 1st
    Lebih Banyak Foto
  • Tamu Berkunjung

    • 161.759 hits
  • Pengunjung

Abufahry's
Tema: Parament.
  • Ikuti Mengikuti
    • Abufahry's
    • Bergabunglah dengan 64 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Abufahry's
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.